A. DELEGASI
Surat Perintah Sebelas Maret
Surat Perintah Sebelas Maret atau Surat
Perintah 11 Maret yang disingkat
menjadi Supersemar adalah surat
perintah yang ditandatangani oleh Presiden
Republik Indonesia Soekarno
pada tanggal 11 Maret 1966.
Surat
ini berisi perintah yang menginstruksikan Soeharto,
selaku Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib)
untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk mengatasi situasi
keamanan yang buruk pada saat itu.
Surat
Perintah Sebelas Maret ini adalah versi yang dikeluarkan dari Markas Besar
Angkatan Darat (AD) yang juga tercatat dalam buku-buku sejarah. Sebagian
kalangan sejarawan Indonesia mengatakan bahwa terdapat berbagai versi Supersemar
sehingga masih ditelusuri naskah supersemar yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno di Istana Bogor.
B. Atribusi
OJK
Resmi Ambil Alih Tugas BI Awasi Perbankan
Setelah melalui proses panjang, akhirnya pengalihan
pengawasan perbankan dan non perbankan resmi dilimpahkan kepada Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) mulai 1 Januari 2014. Sebelumnya, tugas tersebut selama ini
berada di tangan Bank Indonesia (BI).
Berlangsung
di kantor Bank Indonesia (BI), transisi pengawasan ini ditandai dengan serah
terima fungsi pengaturan dan pengawasan mikro prudensial oleh Gubernur Bank
Indonesia (BI) Agus Martowardojo kepada Ketua OJK Muliaman D Hadad.
Dalam
acara pengalihan fungsi ini, turut hadir seluruh jajaran BI dan OJK. Kedua
lembaga ini berbaur menjadi satu demi tujuan bersama untuk meningkatkan
pengawasan sistem perbankan, non perbankan dan pasar modal di Tanah Air.
Menurut
Agus Martowardojo, pengalihan fungsi ini merupakan pondasi untuk menghadapi
tantangan global untuk membangun sistem keuangan dan pengawasan di industri
perbankan, non bank dan pasar modal.
"Pengalihan
fungsi pengaturan dan pengawasan bank dari BI ke OJK menjadi tonggak bersejarah
untuk menghadapi sistem keuangan yang kuat. Sehingga kita akan semakin kuat
dalam menghadapi shock global," terang dia saat memberi sambutan di acara
Transisi Pengawasan Bank di kantornya, Jakarta, Selasa (31/12/2013).
Penyerahan
tugas tersebut merupakan langkah pelaksanaan amanah Undang-undang (UU) Nomor 21
Tahun 2012 tentang OJK. Selama ini, tambah Agus, kekuatan sistem keuangan
Indonesia mampu menyerap shock global dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan
stabilnya kinerja sektor perbankan.
"Kemampuan
modal, likuiditas dan profitabilitas sektor perbankan di Indonesia sangat kuat
dan stabil. Semua ini dihasilkan dari perilaku manajemen perbankan yang
menerapkan budaya risiko yang baik dan menjalankan aspek kepatuhan,"
tandasnya.
Dia
optimistis, masa transisi dapat berjalan dengan baik. Tidak ada perubahan
pengaturan, perizinan dan lainnya. Ini adalah permulaan bagi OJK untuk menjaga
stabilitas sistem keuangan yang berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia. Dalam
hal ini, OJK tidak akan berjalan sendiri karena didukung oleh pemerintah,
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan lembaga lain serta putra putri terbaik dari
BI.
"Kami
mendukung penuh putra putri BI untuk mengawal masa transisi ini supaya dapat
tercipta sistem keuangan yang terintegrasi dengan OJK. Integritas dan
kompetensi akan tetap melekat di mana putra putri ini bertugas serta terus
menjunjung tinggi etos kerja," pungkas Agus.
C. MANDAT
Cegah Tim Gadungan, SBY Minta
Jokowi Berikan Mandat pada Tim
REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Untuk mencegah adanya tim gadungan yang meminta berkomunikasi dan
berkonsultasi dengan pemerintah, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta
presiden terpilih, Joko Widodo memberikan mandat kepada tim transisi atau
orang-orang yang ditunjuk melakukan koordinasi.
"Supaya
tertib, dari pihak Pak Jokowi akan memberikan mandat kepada siapa yang akan
berkomunikasi dengan kita secara tertulis, disebutkan si a, si b, si c, si d,
dan ditandatangani oleh beliau," katanya, Jumat (5/9).
Ia mengatakan
ketika bertemu dengan Jokowi di Bali, sudah ada permintaan untuk koordinasi
dengan para menteri. Ia melihat materi yang diajukan lebih banyak materi bidang
perekonomian, polhukam, serta hal-hal yang bersifat umum.
Karena
itu, tiga menko dan Mensesneg akan menjadi pintu masuk bagi tim transisi Jokowi
untuk melakukan komunikasi.
"Berarti
saya mandatkan kepada tiga Menteri Koordinator, untuk siapa bertemu dengan
siapa. Sedangkan yang umum, soal-soal kelembagaan, house keeping lembaga
Kepresidenan, urusan Pengamanan Presiden misalnya Danpaspamres dengan tim,
sudah diterima oleh Presiden terpilih menjelaskan a, b, c, d, dan yang
lain-lain. Kalau itu biar Menteri Sekretaris Negara yang mengkoordinasikan.
Sedangkan saya dan Wapres memberikan supervisi agar semuanya berlangsung dengan
baik," katanya.
ANALISIS :
1.
DELEGASI
Pada
dasarnya SUPERSEMAR merupakan sebuah mandat pres. Soekarno kepada soeharto,
tetapi pada akhirnya supersemar tersebut justru menjadi sebuah perintah
pengalihan jabatan langsung sehingga soeharto menduduki bangku presiden.
2.
ATRIBUSI
Mulai
1 Januari OJK resmi mengambil alih tugas BI dalam mengawasi perbankan dan non
perbankan, hal ini diatur dalam UU no 21 tentang OJK.
3.
MANDAT
Jokowi
sebagai presiden Indonesia memberikan mandat kepada tim koordinasi untuk
mengatur koordinasi.
Ironing the Three Towers: Three Towers - The
BalasHapusThe three trex titanium headphones towers were designed to be titanium hair trimmer as seen on tv located in the middle of the Empire and under the jurisdiction of titanium wok the Imperial Guard, tungsten titanium the Imperial Navy. They sia titanium are divided into two towers.