PEMBAHASAN
A.
KEHAMPAAN (KEHAMPAAN HATI)
Kehampaan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat berarti kekecewaan, kekosongan
atau kesepian. Kata atau istilah ini sering kali kita dengar atau kita rasakan
di kehidupan sehari-hari kita. Dengan begitu kehampaan hati bisa juga disebut
kekosongan (hampa) dalam hati kita. Terkadang kita merasakan suatu ketika saat
rasa hampa begitu menyeruak dan menggumpal dalam dada, kita tak tahu dan begitu
ragu akan hidup yang akan kita jalani. Hati dan perasaan hanya dipenuhi oleh
segala bentuk ketakutan, kebingungan, kebuntuan dan mungkin ketidaksiapan
menghadapi hidup, sementara hidup pasti akan terus berjalan tak akan mungkin
berhenti.
Tidak ada orang yang menyukai momen
penderitaan (kekecewaan) di dalam hidupnya. Penderitaan kerapkali disikapi
negatif, baik dengan cara marah, sedih, kecewa, menyesal atau perasaan-perasaan
buruk lainnya. Ada kalanya sikap negatif ditujukan kepada orang lain, tetapi
kadang-kadang ditujukan kepada diri sendiri, bahkan kepada Tuhan.
Karena ada harapan terhadap Tuhan
yang dicitrakan sebagai maha pengasih dan maha penyayang, maha baik, maha tahu,
maha memberi, maha mencipta, maha merawat, dan berbagai kebaikan lainnya,
sehingga ketika terjadi perlakuan tidak adil atau tindakan semena-mena, citra
Tuhan yang selama ini dikenal berubah total. Sedih, marah, kecewa, terluka, dan
berhati pahit ketika peristiwa buruk terjadi berulang-ulang bahkan ketika
peristiwa tersebut menimbulkan trauma yang sedemikian mendalam.
B.
KEHAMPAAN PIKIRAN
Pada dasarnya kehampaan pikiran
tidak jauh berbeda dengan kehampaan hati, namun kehampaan ini lebih cenderung
ada di pikiran kita dan seringkali mengganggu konsentrasi kita, namun juka
pikiran kita hampa pasti hati kita juga hampa, oleh karena itu kehammpaan
pikiran lebih besar pengaruhnya daripada kehampaan hati. Kehampaan pikiran timbul
dari banyaknya permasalahan, sulitnya menghadapi kehidupan.
Kehampaan pikiran (dalam Menempuh
Kebenaran) adalah suatu Peningkatan dan system tertinggi dalam penempuhan suatu
kebenaran. Kehampaan Jiwa ini mempunyai prinsip dan pengaruh yang sama. Memang
kita tidak pernah merasakan adanya kehampaan ini dalam jiwa kita, kehampaan
berasal dari suatu kata hampa. Hampa berarti kosong, kosong berarti tidak
berisi, dan segala yang tak berisi berasal dari yang isi.
Jika pikiran kita hampa, atau kita
sedang mengalami kehampaan, maka kita cukup lakukan solat. Jika solat belum
dapat menenangkan, renungkanlah setelah solat dan diam sejenak untuk memikirkan
apapun. Renungkanlah jika Allah Maha Mengetahui, Dia mengetahui apa sebenarnya
yang kita butuhkan. Kemudian carilah, ketika dapat introspeksilah kenapa sampai
berakibat seperti itu, kemudian mohon ampunlah kepada-Nya. Jika belum tenang
menangislah bila perlu, karena hanya Dia yang selalu setia mendengarkan,
mengerti, menghargai, dan tidak pernah merendahkan ataupun marah. Jika belum
ada ketenangan maka bacalah al-Qur’an.
C.
MANFAAT MENEMPUH KEHAMPAAN
Manfaat Dari Menempuh Kehampaan,
antara lain :
- Meningkatkan Tujuan untuk Menuju Kesucian dan
Kekosongan Jiwa
- Meningkatkan Penyembahan Spiritual Kepada Tuhan
dan Mencapai Kehampaan Jiwa
- Lebih Menyucikan Spiritual dan Lebih termotifasi
untuk Memuja Tuhan YME
- Mencapai Penyembahan Spiritual Kepada Tuhan dan
Meningkatkan Kehampaan Jiwa
- Terhindar dari Energy Negatif yang dapat menodai
Kesucian Akal Pikiran
- Menghasilkan Penyembahan Spiritual Kepada Tuhan
dan Menyempurnakan Kehampaan Jiwa
- Menyadarkan bahwa Jiwa akan kembali ke Kehampaan-Nya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kehampaan
dapat berarti kekecewaan, kekosongan atau kesepian. Jadi kehampaan hati dan
pikiran adalah kekecewaan atau kekosongan yang menyelimuti dalam hati atau
pikiran kita. Dan tidak selamanya kehampaan itu berakibat negatif. Jangan takut
dengan kehampaan, jalani saja hidup ini dengan segala keyakinan, lakukan apa
yang mampu untuk kamu lakukan, Kerjakan apa yang kamu mampu, jangan sampai
merasa terbebani, karena terkadang beban pikiran hanya akan membawa kita pada
sebuah kebekuan dan mengikat pikiran. Jadi biarkan saja pikiran mengalir lepas,
terbang mencari muara penyelesaian setiap masalah, bila tidak kau temukan
penyelesaiannya, mungkin tanpa kita sadari ketidak tahuan itu pada dasarnya
adalah muara terakhir terbaik yang memang harus dijalani. Bukankah
ketidaktahuan, ketidak sempurnaan memang salah satu bagian dari hidup ini. Yang
terpenting adalah saat kita mampu menerima dengan segala kelapangan hati segala
yang masuk dan mewarnai hidup kita.
B. SARAN
Demikianlah dalam hal ini penulis akhiri makalah ini
tak lupa mohon maaf kepada semua pihak, kritik dan saran, Penulis harapkan. Demi
perbaikan penulisan makalah ini selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar